Dari jaman kuliah dulu, gue paling sering dapet surprise dari sahabat-sahabat gue waktu gue ulang tahun. Yang namanya surprise itu selalu berhasil bikin gue ketawa bahkan sampe ngakak. Judul nya sih surprise, tapi entah kenapa gue selalu tahu lebih dulu. Sampe akhirnya sahabat2 gue kapok gak mau ngasih gue surprise lagi hehe. Mungkin karena udah lama gak dikasih surprise sama sahabat2 gue, akhirnya gue beneran dapet surprise yang kali ini bener2 berhasil tanpa gue ketahui sebelumnya. Sayangnya surprise kali ini gak bikin gue ketawa atau bahkan ngakak2. And the story begin......
Sekitar akhir bulan Mei 2011 kaki kiri gue agak bengkak dan rasanya "aneh", saat itu gue berpikir karena terlalu lama duduk karena banyak hal yang harus gue kerjakan di kantor. Akhirnya setelah pulang ke rumah, gue minta pembantu gue untuk mijitin kaki gue dan besok nya kaki gue kempes dan normal kembali. Satu minggu kemudian kaki gue bengkak lagi, kali ini kaki kiri dan kanan. Mengingat pijitan mbak gue yang manjur, akhirnya gue meminta nya untuk mijitin lagi dan besok nya kempes dan kembali normal lagi. Beberapa hari setelah kejadian bengkak yang kedua ini, gue ngrasa gak enak badan, badan gue demam, dan perut rasanya mual, dan sulit tidur. Besok pagi-pagi nya gue pergi ke RS Jakarta, karena masih pagi banget gue disuruh ke UGD untuk nemuin dokter jaga, trus menurut beliau gue terinfeksi virus biasa. Gue dikasih obat demam, dan disuruh pulang ke rumah. Siang nya gue merasa keadaan gue makin memburuk, akhirnya sore gue balik ke RS Jakarta lagi dan kali ini menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah gue terjangkit Demam Berdarah/tidak. Setelah nunggu beberapa saat, hasil lab nya kluar dan hasil nya negatif. Akhirnya gue diminta untuk beristirahat di rumah sambil meneruskan minum obat yang tadi pagi sudah diberikan oleh dokter jaga. Dua hari gue beristirahat di rumah, tidak merasa ada perbaikan akhirnya gue diajak bokap gue ke klinik Trio Sada, di klinik tersebut biasa bokap dan nyokap gue melakukan terapi ozon. Sesampainya disana, gue melakukan pemeriksaan darah lagi dan ternyata gue dinyatakan positif typus. Oleh dokter di klinik tersebut, gue disarankan dirawat jalan saja. Jadi di klinik tersebut gue diinfus tanpa harus diopname. Setelah dua hari dirawat jalan, dan tidak ada perbaikan gue akhirnya nyerah untuk diopname saja. Akhirnya gue dirawat di RS Medistra, dan ditangani oleh seorang internist.
Setelah selesai mengurus administrasi untuk rawat inap di RS Medistra, gue melakukan pemeriksaan laboratorium kembali. Hasil nya diketahui kadar albumin gue sangatlah rendah yaitu 1.4 sementara nilai normal nya 3.0, dan kolestrol gue sangat tinggi yaitu 527, sementara nilai normalnya dibawah 200. Oleh internist tsb, gue disarankan untuk di infus albumin karena jika albumin sangat rendah maka tubuh bisa bengkak-bengkak. Dokter menyarankan agar gue di infus albumin sebanyak 3 botol, yang artinya gue harus stay di RS selama 3 hari karena dalam 1 hari hanya boleh dimasukkan 1 botol albumin saja. Waduh gue mulai panik jika harus dirawat di RS selama 3 hari, gue bisa kepikiran anak gue melulu, kangen dia melulu, dan membawa bayi yang saat itu berusia 5 bulan ke RS bukan ide yang baik. Saat itu nyokap gue lagi holiday trip ke luar negeri, jadi gue gak bisa minta dia untuk nemenin anak gue selama gue di RS. Di rumah anak gue cuma sama baby sitter, pembantu dan suami gue. Tapi kan suami gue mesti kerja, dan saat itu load kerjaan lagi gila2an banget. Makanya gue ngotot ke dokter untuk di infus albumin sebanyak 2 botol saja supaya gue bisa pulang ke rumah secepatnya. Karena gue ngotot akhirnya dokter mengijinkan dan gue diminta untuk menandatangani surat pernyataan bahwa gue keluar dari RS atas kemauan gue sendiri. Saat itu gue berpikir gue harus pulang, ketemu anak gue adalah obat yang pasti akan nyembuhin gue dengan cepat ketimbang gue harus berlama-lama di RS, dan untuk meningkatkan kadar albumin yg sangat rendah gue akan konsumsi putih telor sebanyak-banyak nya, yang jelas gue harus pulang.
Setelah keluar dr RS Medistra, gue mulai merasa enakkan. Nafsu makan mulai ada, udah gak muntah2 lagi, dan gak demam lagi. Namun kaki gue mulai bengkak kembali. Akhirnya nyokap nyuruh gue nelpon temen nya yang seorang dokter, gue menceritakan keadaan gue sama dia. Gue bilang kalau dari hasil lab, albumin gue rendah banget. Kemudian dia nanya, fungsi ginjal dan hati nya dipriksa juga gak? gue jawab dipriksa dan hasil nya baik, tapi kolestrol gue sangat tinggi. Trus temen nyokap langsung menjawab "jangan2 kamu kena Sindrom Neukorotik (yang terdengar di telinga gue saat itu) soalnya tanda2nya udah jelas banget, albumin rendah dan kolestrol tinggi jadi mending kamu priksa ke Prof Wiguno di RS PGI Cikini". Selese nutup telpon, gue langsung pikir haah? apaan? sindrom apaan tadi tik tik apaan, penyakit apa itu? Kemudian gue mencoba googling dengan memasukkan kata kunci yang gue tangkep aja "nekorotik" tapi selalu neurotic yang ketemu, lah itu kan masalah kejiwaan.
Sampai akhirnya gue bertemu dengan Prof Wiguno, beliau memeriksa gue dengan seksama dan menanyai gue dengan berbagai pertanyaan. Lalu gue bilang sama beliau, kalau gue dirujuk kesini sama temen nyokap gue yang menurutnya gue terkena sindrom nekorotik, tik tik gitu deh pokoknya. Kemudian Prof Wiguno menjawab "sindrom nefrotik, jadi benar bahwa ini adalah sindrom nefrotik"
bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar