Rabu, 28 September 2011

my Dad is my Hero

Meski hasil biopsi ginjal gue baik dengan NS tipe kelainan minimal, rupanya hal tersebut tidak serta merta membuat kedua orang tua gue tenang, apalagi kaki gue masih bengkak meskipun sudah mengkonsumsi obat. Akhirnya gue nyerah juga untuk berangkat berobat ke Singapore pada tanggal 1 Juli 2011.

Gue berangkat ke Singapore berdua bareng bokap gue, suami dan nyokap gue gak ikut. Pesawat dijadwalkan berangkat sekitar pukul 5 sore. Sampai di bandara, bokap langsung menuju counter maskapai penerbangan yang akan kami naikki untuk meminjam kursi roda. Kaki gue yang masih bengkak menyulitkan gue untuk berjalan, dan apabila gue berdiri terlalu lama maka bengkak nya akan makin parah. Saat itu bandara Soekarno Hatta penuh sesak, karena musim liburan anak sekolah. Sambil nunggu bokap gue nyari pinjeman kursi roda, gue berusaha untuk mencari tempat duduk namun sayang semuanya penuh. Akhirnya gue duduk di lantai, gak peduli sama orang-orang yang penting kaki gue jangan makin bengkak karena rasanya makin berat untuk jalan.

Sepanjang perjalanan dari JKT-SG, kaki gue dipangku di atas paha bokap. Sebisa mungkin kaki gue tidak ada di posisi bawah terlalu lama untuk menghindari bengkak yang makin parah. Sampai di Sing, kita berdua nginep di apartemen yang dipinjami oleh temen bokap, kebetulan apartemen tersebut letaknya ada di seberang Mount Elizabeth Hospital. Malamnya sebelum tidur, bokap ngajak gue untuk berdoa bareng. Yang gue inget saat itu, tangan gue digenggam sama bokap kemudian dia berdoa (yang kira2 gue inget begini isi doanya) "Tuhan, terimakasih untuk penyertaan Mu selama perjalanan dari Jkt menuju Sing sehingga kami sampai dengan selamat. Tuhan, kiranya Engkau yang menyertai kami selama di Sing dalam menjalani pengobatan untuk Lina, kiranya Engkau yang memberikan hikmat sehingga kami bisa mendapatkan dokter yang tepat dan mendapatkan pengobatan yang baik. Amin"

Besok pagi nya, gue sama bokap jalan kaki ke Mount Elizabeth dan menuju ke tempat praktik Dr. x (gue lupa namanya). Jadi gue dapet referensi mengenai Dr x ini dari Prof Wiguno, sampai disana kata susternya dr x lagi cuti dan baru praktek minggu depan. Waduuuh matilah gue, gimana ini??? Tapi kemudian si suster melanjutkan, "kalau untuk sindrom nefrotik lebih baik ke Dr. Hoo Chee Kun". Akhirnya gue menuju tempat praktek Dr. Hoo, dan disana gue ketemu sama beberapa pasien dari Indonesia yang mengatakan bahwa Dr. Hoo adalah dokter yang baik, dan bagus. Setelah bertemu dengan beliau, ternyata pengobatan yang gue dapet juga sama dengan Prof Wiguno. Dan menurutnya, bengkak2 di kaki gue baru akan hilang setelah 2 minggu gue mengkonsumsi methyl prednisolon (saat di Singapore, baru hari ke 7 gue minum obat). Puji Tuhan banget ternyata diagnosa dan pengobatan yang selama ini udah gue jalani ga sia2.

Namanya ke Singapore, ga afdol kalau gak belanja. Dengan kaki yang masih bengkak dan jalan yang masih susah gue sama bokap tetep jalan2 di Orchard Rd. Mampir ke Ion, masuk ke Paragon, dan ga lupa bolak balik makan es potong. Jalan-jalan bentar lalu duduk dan angkat kaki supaya ga bengkak hehe. Setelah 3 hari di Singapore, skrg waktunya untuk pulang Indonesia. Dan untuk mendapatkan pinjaman kursi roda di Changi saat itu sulit nya bukan main, ketika akhirnya mendapatkan kursi roda pun disana gak ada staff dari maskapai penerbangan yang bakalan ngebantuin kita untuk ngedorong kursinya. Alhasil saat itu bokap gue harus ngedorong kursi roda, dan gue duduk dengan memangku 1 buah koper. Kita keliling-keliling Changi dan di tengah kondisi gue yang masih sakit, kita berdua berusaha untuk enjoy dan happy, malahan masih bisa mampir ke gerai tas dan beliin nyokap gue hand bag. Sama seperti perjalanan dari JKT ke SG, saat pulang pun kaki gue masih harus dipangku di atas paha bokap supaya gak bengkak. Papiiiiiii, trimakasih untuk semuanya yaaa...

Tidak ada komentar: