Pernah denger konsep HAM? Kalau gue ga salah ngerti sih HAM itu artinya tiap orang memiliki kebebesan untuk memilih dan melakukan apa yang ia mau asalkan tidak mengganggu kepentingan dan HAM nya orang lain.
Sayangnya banyak orang-orang yang melupakan kalimat "...asalkan tidak mengganggu kepentingan dan HAM orang lain". Buktinya banyak perokok yang dengan se-enak nya mengepulkan asap rokok nya di sembarang tempat meskipun pemerintah telah mengeluarkan larangan merokok. Ga peduli siapa orang yang ada disebelahnya, si perokok dengan cueknya mengisap "lintingan racun" tersebut.
Bahkan gue pernah menemukan satu keluarga yang terdiri dari seorang ayah, 1 anak perempuan nya, 1 anak lelaki nya, 1 menantu perempuan, dan 1 menantu lelaki. Anak perempuan dan menantu perempuan tersebut sedang hamil muda, malahan menantu perempuan nya akhirnya mengandung setelah 4th masa pernikahan nya. Dan ketiga lelaki dalam keluarga tersebut, si ayah, si anak lelaki, dan menantu lelaki nya dengan enak nya mengepulkan asap roko bersama-sama. Alhasil si anak perempuan dan menantu perempuan menutupi hidung mereka dengan tissue! Meski mereka berdua telah mengajukan protes, mereka masih dengan cuek nya menikmati "batang mematikan" tersebut. Malahan gue sempat mendengar, si anak lelaki berujar "kalu ga mau kena asap rokok, kalian yg keluar ruangan lah..kan kita bertiga, kalian cuma berdua" WTF! WTH! SH#T!...Sangat tidak masuk akal bukan? Apalagi yang mengatakan hal itu adalah si anak lelaki yang sudah 4th menikah tapi baru sekarang dikaruniai anak. Terlebih lagi, si anak lelaki ini adalah seorang pengacara sukses yang mengerti akan hukum untuk menegakan keadilan, tapi dimana ada keadilan kalau sama istri sendiri saja dia bersikap seperti itu??
Gue pernah mencoba menasehati seorang perokok ttg bahaya rokok, dan jawaban yang meluncur dari mulutnya adalah "soal hidup mati itu ada di tangan Tuhan, buktinya Om Anu sudah merokok puluhan tahun tapi dia masih sehat sampai umur 80th". Ada lagi yang memberikan jawaban seperti ini "Hanya 1% dari konsumen rokok yang akhirnya meninggal karena rokok". Emang bener sih soal hidup dan mati itu ada di tangan Tuhan, tapi kalau kita bisa mejaga diri kita sendiri dengan baik kan kita bisa meringankan pekerjaan Tuhan! hahaha just kidding..Dan kalaupun emang benar hanya 1% dari konsumen rokok yang meninggal karena rokok, tetep aja ada kemungkinan kan?
Sekarang coba kaliyan bayangkan seandainya kaliyan hidup bersama seorang perokok, entah itu kekasih, suami/istri, ibu/ayah lalu mereka itu terkena sakit jantung! Bisa dibayangkan yang menderita itu bukan cuma si perokok, tapi seluruh keluarganya! Mulai dari mengalami stress karena orang yang dikasihi menderita jantung, stress karena pengeluaran yang sangat besar tiba2 terjadi (bayangkan utk melakukan pemasangan ring pada pembuluh yg tersumbat itu 50 juta/ ring, bagaimana kalau yg tersumbat ada 3? silahkan dikali sendiri 50 juta dikali 3! Belum lagi kalau yang tersumbat ada banyak, maka sudah tidak bisa lagi dilakukan pemasangan ring, harus bypass! Belum lagi biaya utk obat2an, dan perawatan khusus sebelum dan sesudah operasi). Belum lagi kalau si perokok akhirnya meninggal dunia, lalu gmnn nasib anak, suami/istri, orang tua yang ditinggalkan nya??? tiba2 jadi yatim piatu? jadi janda atau duda? atau bahkan masa tua tebengkalai karena anak nya sudah meninggal terlebih dulu...Sangat egois bukan?? Yang lebih parah kalau yang terkena imbasnya justru bukan si perokok, bagaimana kalau si peokok pasif yang setiap saat dengan terpaksa harus menghirup asap rokok yang terkena serangan jantung? Atau bahkan dari cerita di atas, bagaimana kalau menantu perempuan mengalami gangguan pada janin nya? Atau anak nya yang sudah ditunggu selama 4th itu mengalami cacat? Karena gue pernah membaca suatu artikel di koran yang menceritakan karena ayah perokok, maka anak lahir dengan jantung yang tersumbat!
Gue pribadi yang memiliki kekasih seorang perokok, merasa sedih jika mengingat hal-hal diatas! Dan gue sebagaimana layaknya seorang wanita, selalu ngomel menanggapi kebiasaan nya yang tidak bisa melepaskan rokok nya! Memang benar, dia sudah mengalami perubahan. Kuantitas rokok yang dikonsumsi sudah menurun, tapi kadang buat gue ngrokok tetep aja ngrokok! Tidak akan efektif dengan metode pengurangan perlahan-lahan. Dan gara2 masalah rokok inilah, sometimes situasi hubungan gue dan dia jadi ga enak! Disatu sisi gue pengen ngomel melulu tiap kali dia mulai dengan kebiasaan merokok nya itu, tapi di sisi lain gue takut kalo gue ngomel2 melulu ntar dia malah bete sama gue dan menganggap gue ga menghargai usaha nya dia. Lebih parah lagi kalau akhirnya dia kebal dengan omelan2 gue, dan akhirnya bersikap masuk kuping kiri kluar kuping kanan. Serba salah dan lelah memang menghadapi situasi seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar