Rabu, 20 Maret 2013

Ada Apa Dengan LGBT?

Kemarin malam dunia burung berkicau twitter diramaikan oleh usul seorang wanita yang berkeinginan me-rehab LGBT (Lesbian, Gay, Bisexsual, dan Transgender). Usulan tersebut langsung direspon secara pro dan kontra. Untuk yang kontra mencoba menjelaskan bahwa LGBT itu bukanlah suatu penyakit, bahwa sudah puluhan tahun lalu WHO mencabut Lesbian dan Gay dari daftar penyakit. Tidak mau kalah, mbak cantik tersebut juga menjelaskan bahwa yang perlu di-rehab bukan hanya penyakit, seperti ada rehab narkoba, alkohol, rokok dan semuanya itu bukanlah suatu penyakit. Saya sendiri termasuk orang yang kontra terhadap usulan mbak cantik itu, kenapa? karena rehabilitasi sendiri memiliki arti "mengembalikan keadaan semula". Rehab para pemakai narkoba karena mereka dahulu tidak memakai narkoba, rehab para alcoholic karena mereka dulu bukan peminum, begitu juga dengan rokok. Sedangkan untuk LGBT? Ketika seorang LGBT mulai merasakan ketertarikan dengan pihak lain, mereka memang tertarik dengan sesamanya, mereka memang tertarik dengan kedua nya (pria dan wanita). Ide untuk me-rehab LGBT itu sama konyol nya jika ada orang yang ingin me-rehab kaum heterosexual menjadi kaum homosexual. Saya sebagai seorang heterosexual tidak bisa menjelaskan kenapa saya tertarik dengan lawan jenis, semuanya terjadi begitu saja. Hal itu juga yang terjadi dengan kaum homosexual. Jadi apanya yang mau dikembalikan ke keadaan semula? Lha wong emang keadaan semulanya sudah begitu. Selain usulan me-rehab LGBT, mbak cantik itu juga mengatakan bahwa kaum LGBT itu merupakan predator. Dia memberikan contoh di salah satu tempat pengajian di Bandung (kalau tidak salah) ada satu orang lesbian, kemudian sekarang menjadi sebelas orang sehingga saat ini sedang dibina kembali. Nah saya sebagai kaum heterosexual yang bersahabat dengan LGBT tidak pernah sedikitpun merubah orientasi sexual saya. Saya tetep nafsunya sama dada telanjang nya Johny Depp, bukan sama pantat indahnya Kim Kardashian kok. Jadi rasanya sangatlah jahat jika menuduh kaum LGBT sebagai predator. Kemungkinan besar untuk contoh kasus yang mbak cantik bagikan adalah memang yang 10 orang sudah memiliki orientasi sexual sesama jenis, hanya saja belum berani mengungkapnya jadi ketika ada 1 orang di pengajian tersebut yang sudah terlebih dahulu berani mengungkapkan jati dirinya, akhirnya yang 10 orang lainnya juga berani. Kalau masalah LGBT ini dikaitkan dengan konteks agama, maka bahasan nya akan semakin panjang kali lebar. Akan ada lebih banyak lagi orang yang pro dan kontra dengan berbagai macam teori dan keyakinan mereka. Kalau teori saya? Mungkin Tuhan di atas sana hanya tersenyum melihat ini semua.

Tidak ada komentar: