Rabu, 06 Agustus 2014

Selamat Ulang Tahun

Selamat ulang tahun untuk lelaki yang hobi berbelanja, tidak pernah lelah mengelilingi mall dan bahkan masih menyimpan tenaga ekstra untuk berpindah dari satu mall ke mall yang lain. Selamat ulang tahun untuk lelaki dengan gadget terkini yang akan menghabiskan waktunya berjam-jam bahkan berhari-hari untuk mengutak-atik gadgetnya, dan akan jengkel sendiri ketika akhirnya salah pencet. Selamat ulang tahun untuk lelaki yang setiap kali tidur selalu menggunakan selimut, kaos kaki, dan bahkan syal leher. Selamat ulang tahun untuk lelaki yang memiliki kadar lugu dengan nilai 10 dari skala 1-10. Selamat ulang tahun untuk lelaki yang sepertinya memiliki seribu mulut, karena segala hal selalu dikomentari. Selamat ulang tahun untuk lelaki yang tidak pernah merasa lelah jika sedang bekerja, namun mengeluh sakit justru ketika sedang menganggur. Selamat ulang tahun untuk lelaki yang setiap nempel kasur akan langsung tertidur dan bahkan ngorok, lalu ketika bangun selalu berkata "duh tadi malem ga bisa tidur". Selamat ulang tahun untuk lelaki yang sangat mencintai daging babi, dan selalu berpikir bahwa Tuhan menciptakan babi sebagai sahabat terbaik bagi perut manusia. Selamat ulang tahun untuk lelaki yang tidak hanya pandai memasak, namun tidak sungkan untuk berbelanja sendiri ke pasar memilih segala jenis daging dan sayuran, menyiapkan bahan dan peralatan memasaknya sendiri, dan bahkan mencucinya sendiri. Selamat ulang tahun untuk lelaki yang mencintai the beatles, bee gees, iwan fals, slank, dan cold play. Selamat ulang tahun untuk lelaki yang sudah aku kenal sepanjang nyaris 28 tahun aku menjalani hidup. Selamat ulang tahun untuk lelaki yang kesehariannya aku panggil "pipo". #latepost (22 Nov 2013)

Ayahku

Ia sosok lelaki yang mengenalkan ku akan lagu-lagu milik The Beatles, sementara ia mau belajar menyanyikan lagu-lagu milik Coldplay bersamaku. Ia sosok lelaki yang selalu mengingatkan ku untuk rajin belajar, namun tetap memeluk ku erat ketika aku gagal dalam ujian. Ia sosok lelaki yang marah ketika aku melanggar peraturannya, namun tetap menerima dan memaafkan ku ketika aku sudah terkena batunya. Ia sosok lelaki yang membiarkan ku terbang bebas melihat dunia, namun tetap setia menanti ketika aku lelah dan akhirnya pulang. Ia sosok lelaki yang pandai menyembunyikan air matanya ketika melihat aku tertimpa masalah. Lalu dengan suaranya yang tenang, ia berkata bahwa aku pasti bisa melewatinya dengan baik. Ia sosok lelaki yang memberi kebebasan kepada siapa aku jatuh cinta, namun tetap mengingatkan ku untuk mencari pasangan hidup yang takut akan Tuhan. Ia sosok lelaki yang mengajarkan ku untuk berlutut ketika kaki ini sudah tidak sanggup berdiri, mengajarkan ku untuk menundukkan kepala ketika rasanya sudah lelah menopang beban hidup. Dan pada akhirnya ia adalah sosok lelaki yang membuatku bersyukur dan makin meyadari bahwa cinta kasih Tuhan nyata dan hadir dalam kehidupan ku.

Menikah vs Pacaran

Kemarin ada seorang teman yang mau menikah bertanya "enakkan waktu masih pacaran apa nikah sih?". Pertanyaan simple yang selalu mampir di benak masing-masing orang ketika memutuskan untuk menikah. Sebagai seorang yang sudah menikah hampir 4 tahun, saya mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang saya jawab berdasarakan pengalaman saya selama pacaran dan akhirnya memutuskan menikah dengan sang lelaki. Pertanyaan yang saya jawab dengan mencoba memberikan analogi. Pacaran dan menikah itu seperti kehidupan masa anak-anak dan kehidupan masa dewasa. Ketika kita masih kecil, kita selalu ingin cepat-cepat tumbuh menjadi orang dewasa dengan berbagai macam alasan. Orang dewasa gak perlu belajar setiap semester untuk menghadapi ulangan-ulangan, gak pernah dibatasi pulang larut malam, bebas melakukan segala hal yang terlihat menyenangkan. Begitu kita beranjak dewasa, berapa banyak dari kita yang berandai-andai menjadi anak kecil kembali? anak kecil yang hanya mengenal kata bermain, anak kecil yang tidak pernah pusing kalau cari duit itu susahnya lebih susah ketimbang cari jodoh, anak kecil yang tiap malam tidur pulas karena ga pernah mikirin klien 'ndableg' yang selalu menunda invoice cair. Hal itu juga yang kurang lebih terjadi saat fase pacaran dan menikah. Waktu pacaran, pengen cepet-cepet menikah,karena kliatan nya enak bisa bersama tiap hari 24 jam non stop, bisa merasakan dua tubuh menyatu menjadi satu tanpa dikejar dosa haha, dan lain-lain nya. Namun yang kerap kali terjadi, setelah menikah muncul keinginan untuk memiliki hubungan seperti waktu masih pacaran. Waktu pacaran dia masih suka memberikan kejutan ulang tahun, sekarang inget tanggal nya aja udah syukur alhamdulilah. Waktu pacaran dia masih sabar dan terlihat ikut menikmati ketika kita melakukan hobi/aktivitas kesukaan kita, sekarang bawaan nya manyun mulu kalau disuruh menemani kita. Sama seperti tumbuh kembang anak, setelah bertumbuh jadi dewasa tidak mungkin lagi kembali menjadi anak kecil kan? Nah kalau sudah menikah, juga tidak mungkin lagi situasi dan kondisinya bisa sama persis seperti waktu masih pacaran. Jadi apapun yang terjadi dalam pernikahan kita, dinikmati saja. Pernikahan itu membutuhkan cinta dan komitmen yang tidak bisa dipisahkan layaknya dua sisi koin. Tanpa salah satunya, pernikahan tidak akan berjalan dengan baik. Menikah dengan orang yang kita cintai sanggup membuat hati kita bahagia, tapi ketika ada permasalahan yang sepertinya merenggut kebahagiaan maka kita punya komitmen untuk dapat terus bertahan. Setelah berhasil melewati permasalahan tersebut, maka akan tumbuh lagi cinta yang baru. Begitu seterusnya, muter-muter layaknya lingkaran setan yang tidak boleh putus. Sedangkan kehidupan sexual dalam pernikahan ibarat dompet yang menyimpan koin cinta dan komitmen tersebut agar tidak hilang. Saya pernah membaca timeline twitter seseorang yang menulis "Cinta (dan komitmen) tanpa Sex itu ANCUR, sedangkan Sex tanpa Cinta (dan komitmen) itu namanya PELACUR"

Hidup itu kaya bercinta...

…kadang ada di atas, kadang ada di bawah. Nikmati sajalah …baru merasakan kepuasan, jika tujuan nya sudah tercapai …kadang terasa nyeri, tapi rasanya tetap nikmat. …kadang dijalani karena keharusan, kadang dijalani karena keinginan. …makin bervariasi, makin menyenangkan. …harus merasakan lelah dulu, sebelum merasakan kenikmatan. …kadang bikin pengen triak oh No!, kadang bikin pengen triak oh Yes!

Bukan Romantisme Hollywood

Lupakan sekotak coklat patchi, ajakan makan malam yang diterangi cahaya lilin, ataupun buket bunga mawar import yang warna merahnya begitu menggoda. Dua dari tiga hal tersebut tidak pernah saya dapatkan dari lelaki yang saat ini menjadi suami saya. Bahkan buket bunga mawar yang saya terima terjadi hampir 5 tahun lalu ketika saya wisuda sarjana. Kalau ketiga hal tersebut dijadikan indikator sisi romantisme pada pria, sudah jelas jawaban nya suami saya jauh dari sifat romantis. Tapi apakah benar romantis hanya diukur dari ketiga hal itu? Buat para wanita yang selama ini merasa pasangannya tidak romantis, jangan uring-uringan dulu siapa tau pasangan kalian satu tipe dengan pendamping hidup saya ini. Suami saya tidak pernah bisa mengungkapkan rasa sayangnya dengan simbol-simbol seperti bunga,coklat,barang-barang berharga,atau menyusun kejutan kecil yang bisa bikin mulut saya sedikit terbuka dan menutupnya dengan tangan sambil memekik kecil. Yang seringkali terjadi justru ia begitu bawel dan selalu bisa menemukan alasan untuk memarahi saya. Contoh simple, ia selalu mengingatkan saya untuk mengunci pintu mobil apabila ia meninggalkan saya di dlm mobil sendirian dimanapun itu. Dari parkiran basement yang ada security nya mondar-mandir sampai parkir di pinggir jalan. Ia juga pernah membentak saya yang bolak balik keluar masuk ruangan kantor dan meminta saya untuk segera meninggalkan lapangan parkir kantor hanya karena akan ada forklift yang akan masuk ke area kantor. Dua contoh tersebut terlihat "gak penting" dan ribet, tapi dia melakukan itu semua demi keamanan saya. Dia sangat menghindari hal-hal buruk terjadi pada diri saya. Terkadang kita terjebak dalam romantisme settingan film holywood, dan romantisme khayalan penulis novel. Sehingga kalau pasangan tidak melakukan hal-hal yang dilakukan oleh robert pattinson dalam peran nya sebagai edward cullen dalam film twilight maka kita merasa pasangan kita jauh dari sisi romantis. Dulu saya juga begitu mendambakan mendapat perlakuan romantis ala film holywood. Namun hampir 7 tahun mengenal sosok Erry mampu membuat saya melihat hal-hal yang lebih "dalam". Dan ternyata romantisme yang dilakukan Erry dengan caranya yang unik (judes,galak,bawel,lempeng) sukses membuat saya kelonjotan dan ingin langsung menariknya ke ranjang hahaha

Rabu, 20 Maret 2013

Ada Apa Dengan LGBT?

Kemarin malam dunia burung berkicau twitter diramaikan oleh usul seorang wanita yang berkeinginan me-rehab LGBT (Lesbian, Gay, Bisexsual, dan Transgender). Usulan tersebut langsung direspon secara pro dan kontra. Untuk yang kontra mencoba menjelaskan bahwa LGBT itu bukanlah suatu penyakit, bahwa sudah puluhan tahun lalu WHO mencabut Lesbian dan Gay dari daftar penyakit. Tidak mau kalah, mbak cantik tersebut juga menjelaskan bahwa yang perlu di-rehab bukan hanya penyakit, seperti ada rehab narkoba, alkohol, rokok dan semuanya itu bukanlah suatu penyakit. Saya sendiri termasuk orang yang kontra terhadap usulan mbak cantik itu, kenapa? karena rehabilitasi sendiri memiliki arti "mengembalikan keadaan semula". Rehab para pemakai narkoba karena mereka dahulu tidak memakai narkoba, rehab para alcoholic karena mereka dulu bukan peminum, begitu juga dengan rokok. Sedangkan untuk LGBT? Ketika seorang LGBT mulai merasakan ketertarikan dengan pihak lain, mereka memang tertarik dengan sesamanya, mereka memang tertarik dengan kedua nya (pria dan wanita). Ide untuk me-rehab LGBT itu sama konyol nya jika ada orang yang ingin me-rehab kaum heterosexual menjadi kaum homosexual. Saya sebagai seorang heterosexual tidak bisa menjelaskan kenapa saya tertarik dengan lawan jenis, semuanya terjadi begitu saja. Hal itu juga yang terjadi dengan kaum homosexual. Jadi apanya yang mau dikembalikan ke keadaan semula? Lha wong emang keadaan semulanya sudah begitu. Selain usulan me-rehab LGBT, mbak cantik itu juga mengatakan bahwa kaum LGBT itu merupakan predator. Dia memberikan contoh di salah satu tempat pengajian di Bandung (kalau tidak salah) ada satu orang lesbian, kemudian sekarang menjadi sebelas orang sehingga saat ini sedang dibina kembali. Nah saya sebagai kaum heterosexual yang bersahabat dengan LGBT tidak pernah sedikitpun merubah orientasi sexual saya. Saya tetep nafsunya sama dada telanjang nya Johny Depp, bukan sama pantat indahnya Kim Kardashian kok. Jadi rasanya sangatlah jahat jika menuduh kaum LGBT sebagai predator. Kemungkinan besar untuk contoh kasus yang mbak cantik bagikan adalah memang yang 10 orang sudah memiliki orientasi sexual sesama jenis, hanya saja belum berani mengungkapnya jadi ketika ada 1 orang di pengajian tersebut yang sudah terlebih dahulu berani mengungkapkan jati dirinya, akhirnya yang 10 orang lainnya juga berani. Kalau masalah LGBT ini dikaitkan dengan konteks agama, maka bahasan nya akan semakin panjang kali lebar. Akan ada lebih banyak lagi orang yang pro dan kontra dengan berbagai macam teori dan keyakinan mereka. Kalau teori saya? Mungkin Tuhan di atas sana hanya tersenyum melihat ini semua.

Kamis, 07 Maret 2013

Ada Cinta di Tol Jakarta-Cikampek

Memiliki usaha yang lokasinya ada di kawasan industri Deltamas membuat saya sering sekali melewati ruas tol Jakarta-Cikampek. Apalagi dari tahun 2010-2011 ketika saya masih tinggal di Jakarta, setiap hari dari Senen-Sabtu saya pasti melewati ruas tol tersebut. Kemudian ketika Agustus 2011 rumah saya pindah ke daerah Lippo Cikarang saya juga masih melewati ruas tol tersebut untuk dapat mencapai kantor saya (meskipun jarak tempuh nya menjadi jauh lebih sedikit, hanya kurang lebih 6 km). Baru di akhir thn 2012 ketika ada jalur non tol yang nyaman dan tidak macet yang menghubungkan Lippo Cikarang dan Deltamas, frekuensi saya melewati ruas tol tersebut berkurang. Uniknya setelah sekian lama melewati ruas tol tersebut, saya menemukan beberapa hal kesamaan antara suami saya Erry dengan ruas tol Jakarta-Cikampek. 1. Sama-sama Lempeng Tidak perlu dijelaskan lagi bagaimana keadaan ruas tol Jakarta-Cikampek kan? Semua orang juga tau bahwa jalan tol tersebut "lurus", "lempeng". Tapi tidak semua orang tau kan kalau Erry adalah pribadi yang "lempeng" seperti jalan tol. Pertama kali mengenalnya di bulan Oktober 2007 usia saya saat itu masih 21 th, sedangkan dia sudah 28 th. Perbedaan umur yang terpaut cukup banyak itu rupanya berbanding lurus dengan perbedaan sifat. Sifat kami berdua totally different! Contoh kasus ke-lempengan Erry adalah kalau ngomong itu selalu to the point (gak pernah pake rayuan gombal, yang memang terdengar cheesy tapi semua perempuan pasti senang mendengarnya). Atau ketika saya masih excited (dan masih ngarep) dengan hal-hal yang berbau "kejutan" seperti kejutan ulang tahun, atau kejutan perayaan hari jadi, mau gak mau hal tersebut harus saya kubur dalam-dalam demi mengurangi resiko kecewa haha. 2. Sama-sama suka bikin emosi Siapa disini yang pernah melewati ruas tol Jkt-Cikampek dan terjebak macet gila-gila'an yang nyaris bikin frustrasi? Inget kan kejadian beberapa waktu lalu ketika buruh-buruh melakukan demonstrasi dengan menutup ruas tol tersebut? wuidiiiih bisa dibayangkan berapa banyak pengguna tol yang saat itu marah, jengkel, dan bahkan saking capek serta ga tahan kena macet panjang jadi kepengen nangis. Hal itu juga yang saya alami selama berhubungan dengan Erry. Bukan rahasia kalau di dalam suatu hubungan ataupun pernikahan pasti ada keributan dan masalah. Terkadang rasanya jengkel setengah mati melihat kebiasaan-kebiasaan buruk nya, terkadang marah menghadapi sikap nya yang tidak bisa saya mengerti, sampai akhirnya saya nangis karena merasa tidak tahan lagi. 3. Sama-sama jalan pulang Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, baik ketika saya masih tinggal di Jakarta ataupun sudah tinggal di Lippo Cikarang, jalan tol Jkt-Cikampek merupakan ruas jalan yang harus saya lewati untuk dapat pulang, untuk dapat sampai rumah, untuk dapat mencapai tujuan akhir saya. Begitu juga dengan Erry, terlepas bahwa dia adalah orang yang "lempeng" dan suka bikin emosi, tapi cuma dia tujuan akhir saya. Kalau mengutip salah satu quote yang berbunyi "home is the place where your heart will stay" maka begitu juga perasaan saya terhadap Erry. Erry itu tujuan akhir saya, tempat dimana hati saya berlabuh, tempat yg bikin saya nyaman, tempat yang bikin saya akan selalu pulang.