Seorang perempuan muda yang memiliki banyak mimpi, dan sedang berjuang untuk mewujudkan nya. Bahkan ketika mimpinya sudah terwujud, ia tak akan pernah kenal lelah untuk membuat mimpi baru lagi.
Seorang perempuan muda yang memiliki cara berpikir yang terkadang tidak dapat dimengerti oleh kebanyakan orang.
Seorang perempuan muda yang sedang menikmati CINTA, bersama Tuhan-Nya, orang tuanya, belahan jiwanya, sahabat-sahabatnya, bahkan orang-orang yang ada disekelilingnya...
Seorang perempuan muda yang sedang belajar untuk selalu bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidupnya
Seorang perempuan muda yang akan menjadi lengkap dan sempurna jika bersama soulmate-nya
Blog ini dibuat untuk menampung segala isi pemikiran dan perasaan ku yang terkadang begitu rumit dan "njlimet". Daripada semuanya tertampung dalam otak dan membuat jadi susah tidur, maka aku memutuskan untuk menuliskan nya disini. Lalu kenapa nama blog ini harus "baca tulis"?? jawaban nya sangat simple, karena itu adalah dua hal yang aku cintai! dengan membaca, aku jadi tau akan banyak hal...dan dengan menulis, aku bisa berbagi hal-hal yang aku tau...
Senin, 21 Juli 2008
How do I love thee? Let me count the ways....by Elizabeth Browning
How do I love thee? Let me count the ways.
I love thee to the depth and breadth and height
My soul can reach, when feeling out of sight
For the ends of Being and ideal Grace.
I love thee to the level of everyday's
Most quiet need, by sun and candle-light.
I love thee freely, as men strive for Right;
I love thee purely, as they turn from Praise.
I love thee with a passion put to use
In my old griefs, and with my childhood's faith.
I love thee with a love I seemed to lose
With my lost saints, --- I love thee with the breath,
Smiles, tears, of all my life! --- and, if God choose,
I shall but love thee better after death.
I love thee to the depth and breadth and height
My soul can reach, when feeling out of sight
For the ends of Being and ideal Grace.
I love thee to the level of everyday's
Most quiet need, by sun and candle-light.
I love thee freely, as men strive for Right;
I love thee purely, as they turn from Praise.
I love thee with a passion put to use
In my old griefs, and with my childhood's faith.
I love thee with a love I seemed to lose
With my lost saints, --- I love thee with the breath,
Smiles, tears, of all my life! --- and, if God choose,
I shall but love thee better after death.
Sabtu, 19 Juli 2008
r u Ready?
Pertanyaan "sudah siap menikah" tentu saja akan seringkali dilontarkan pada sepasang kekasih yang sedang berencana untuk menikah. Rupanya pertanyaan ini merupakan pertanyaan wajib, yang lintas benua. Artinya di negara manapun, kalimat tersebut akan ditanyakan. Hal ini juga yang sedang terjadi pada diri gue.
Ketika mendapatkan pertanyaan tersebut, yang gue pikirkan bukan soal "siap atau tidaknya", gue justru berpikir soal "dari segi apa aku harus memberikan penilaian siap atau tidak siap". Apakah hanya dari segi usia? materi? batin? mental? atau semuanya?. Jika hanya salah satu segi atau mungkin salah dua dari segi2 tersebut, atas pertimbangan apa segi tersebut diprioritaskan?. Lalu jika, semua segi dipertimbangkan, lalu batasan apa yang dipakai? Apakah menggunakan batasan usia minimal sudah menginjak 22th? atau 25th? lalu dari segi materi apakah batasan nya memiliki pekerjaan tetap? atau sampai memiliki mobil? (belum lagi kalau diperpanjang dengan mobil keluaran Eropa atau Jepang? hehe) dan seterusnya...
Terus terang pertanyaan dan pemikiran tersebut terus berputar dalam otak gue beberapa hari ini, dan gue belum menemukan jawaban nya....ada yang bisa membantu gue temukan jawaban nya??
Ketika mendapatkan pertanyaan tersebut, yang gue pikirkan bukan soal "siap atau tidaknya", gue justru berpikir soal "dari segi apa aku harus memberikan penilaian siap atau tidak siap". Apakah hanya dari segi usia? materi? batin? mental? atau semuanya?. Jika hanya salah satu segi atau mungkin salah dua dari segi2 tersebut, atas pertimbangan apa segi tersebut diprioritaskan?. Lalu jika, semua segi dipertimbangkan, lalu batasan apa yang dipakai? Apakah menggunakan batasan usia minimal sudah menginjak 22th? atau 25th? lalu dari segi materi apakah batasan nya memiliki pekerjaan tetap? atau sampai memiliki mobil? (belum lagi kalau diperpanjang dengan mobil keluaran Eropa atau Jepang? hehe) dan seterusnya...
Terus terang pertanyaan dan pemikiran tersebut terus berputar dalam otak gue beberapa hari ini, dan gue belum menemukan jawaban nya....ada yang bisa membantu gue temukan jawaban nya??
Senin, 07 Juli 2008
Bukan Suharto
Hari Jumat malem, gue bersama temen-temen gue pergi makan di daerah Mabes. Kami semua berangkat dari arah Sudirman melewati Thamrin. Di tengah perjalanan, salah seorang temen gue bilang gini, "eh lu tau kan klo sepanjang Sudirman Thamrin ada beberapa patung. Ada patung yg di bunderan Senayan, patung nya Sudirman, patung yg di air mancurnya HI sampe patung Kuda....nah menurut salah seorang pakar Feng Shui, kemunduran dan kekacauan bangsa Indonesia dikarenakan letak patung kuda tersebut. Soalnya klo patung-patung lain ngadep nya kan ke arah Thamrin semua tuh, nah si kuda ini ngadep nya ke arah Sudirman!"
Hahaha spontan gue ketawa, mau tau apa yang membuat gue tertawa?? Pertama, gue tertawa karena menurut gue kemunduran dan kekacauan bangsa Indonesia itu justru dikarenakan orang-orang goblok yang mempercayai sesuatu yang " tidak jelas", sama seperti ahli Feng Shui tersebut. Kedua gue tertawa, karena menurut gue kemunduran dan kekcauan bangsa kita ini karena orang-orang goblok yang suka cari kambing hitam dalam menyikapi suatu permasalahan sama seperti ahli Feng Shui tersebut yang menyalahkan patung Kuda dalam kaitan nya dengan kemunduran bangsa Indonesia. Nah yang ketiga, gue ketawa karena salah seorang temen gue yang lain berkata "wah, klo gitu, bukan gara2 Suharto korupsi yaa? mestinya yang saat itu di demo bukan penurunan Suharto dari jabatan nya sebagai seorang Presiden, tapi demo untuk menurunkan patung kuda tersebut dari tahtanya"
Hahaha spontan gue ketawa, mau tau apa yang membuat gue tertawa?? Pertama, gue tertawa karena menurut gue kemunduran dan kekacauan bangsa Indonesia itu justru dikarenakan orang-orang goblok yang mempercayai sesuatu yang " tidak jelas", sama seperti ahli Feng Shui tersebut. Kedua gue tertawa, karena menurut gue kemunduran dan kekcauan bangsa kita ini karena orang-orang goblok yang suka cari kambing hitam dalam menyikapi suatu permasalahan sama seperti ahli Feng Shui tersebut yang menyalahkan patung Kuda dalam kaitan nya dengan kemunduran bangsa Indonesia. Nah yang ketiga, gue ketawa karena salah seorang temen gue yang lain berkata "wah, klo gitu, bukan gara2 Suharto korupsi yaa? mestinya yang saat itu di demo bukan penurunan Suharto dari jabatan nya sebagai seorang Presiden, tapi demo untuk menurunkan patung kuda tersebut dari tahtanya"
Rabu, 25 Juni 2008
Tut..Tut..Tut...
Pasti familiar dong dengan lagu anak-anak yang judulnya "Naik kereta Api"? Sepertinya lagu itu harus dihentikan penggunaan nya di kalangan anak-anak deh, mau tau sebabnya? Sebab nya untuk menghindari anak-anak mati gosong tersengat listrik di atap kereta api listrik.
Masih ga nemu dimana relevansinya??
Salah satu lirik pada lagu tersebut berbunyi demikian "bolehlah naik dengan percuma". Nah lirik tersebut rupanya meracuni dan diyakini dengan sangat baik oleh anak-anak, makanya banyak dari anak-anak tersebut atau bahkan orang-orang tua kalau naik kereta kagak pernah bayar, mereka menjadi penumpang gelap! bahkan yang lebih nekat, mereka akan naik ke atas atap kereta api listrik. Alhasil tidak sedikit terjadi jatuhnya korban jiwa dengan cara yang mengenaskan, yaitu tersengat listrik dan jatuh dari atap.
Masih ga nemu dimana relevansinya??
Salah satu lirik pada lagu tersebut berbunyi demikian "bolehlah naik dengan percuma". Nah lirik tersebut rupanya meracuni dan diyakini dengan sangat baik oleh anak-anak, makanya banyak dari anak-anak tersebut atau bahkan orang-orang tua kalau naik kereta kagak pernah bayar, mereka menjadi penumpang gelap! bahkan yang lebih nekat, mereka akan naik ke atas atap kereta api listrik. Alhasil tidak sedikit terjadi jatuhnya korban jiwa dengan cara yang mengenaskan, yaitu tersengat listrik dan jatuh dari atap.
Wonder woman
Barusan gue nonton reportase sore, trus diberitakan soal penangkapan pelajar SMA pelaku tindak kekerasan. Kalau beberapa minggu lalu, pelajar putri dari Jawa Tengah yang menununjukkan aksinya dalam geng Nero, sekarang giliran pelajar putri dari Balikpapan yang dengan gagah dan berani nya melakukan adegan saling pukul.
Ternyata sekarang pelajar putri ga mau kalah ya sama pelajar putra (yang lebih dahulu dikenal suka menunjukkan aksi kekerasan). Rupanya para pelajar putri tersebut mau memenuhi keinginan Ibu kita Kartini soal emansipasi wanita. Tapi sayangnya, mereka menginterpretasikan cita-cita Kartini dengan cara yang salah.
Atau jangan-jangan para pelajar putri tersebut terinspirasi dari lagunya mba Mulan Jameela yang berjudul Wonder Woman. Maksud hati sih ingin memperlihatkan bahwa mereka adalah wanita-wanita yang kuat dan dasyat. Tapi sayang lagi-lagi, cara yang dipakai salah.
Gara-gara pemberitaan tentang kasus kekerasan oleh pelajar putri, gue jadi mengenang masa-masa gue sekolah dulu saat gue dan temen gue juga pernah mengalami keributan dengan kakak kelas. Memang saat itu, gue hanya beradu mulut tanpa tindakan kekerasan fisik, tapi bukan kah gue juga melakukan tindak kekerasan verbal?? ooohhh tidaaak ternyata gue sama bodohnya dengan para anggota Nero itu...
Ternyata sekarang pelajar putri ga mau kalah ya sama pelajar putra (yang lebih dahulu dikenal suka menunjukkan aksi kekerasan). Rupanya para pelajar putri tersebut mau memenuhi keinginan Ibu kita Kartini soal emansipasi wanita. Tapi sayangnya, mereka menginterpretasikan cita-cita Kartini dengan cara yang salah.
Atau jangan-jangan para pelajar putri tersebut terinspirasi dari lagunya mba Mulan Jameela yang berjudul Wonder Woman. Maksud hati sih ingin memperlihatkan bahwa mereka adalah wanita-wanita yang kuat dan dasyat. Tapi sayang lagi-lagi, cara yang dipakai salah.
Gara-gara pemberitaan tentang kasus kekerasan oleh pelajar putri, gue jadi mengenang masa-masa gue sekolah dulu saat gue dan temen gue juga pernah mengalami keributan dengan kakak kelas. Memang saat itu, gue hanya beradu mulut tanpa tindakan kekerasan fisik, tapi bukan kah gue juga melakukan tindak kekerasan verbal?? ooohhh tidaaak ternyata gue sama bodohnya dengan para anggota Nero itu...
Masa Lalu yang Mengganggu
Masa lalu harusnya berlalu
tapi ia selalu mengganggu
dan ketika ia tiba
aku dibuat merana
cemburu,
lalu hatiku jadi biru
tapi ia selalu mengganggu
dan ketika ia tiba
aku dibuat merana
cemburu,
lalu hatiku jadi biru
Langganan:
Postingan (Atom)